Wednesday, December 23, 2015
Kapan pertama kalinya mulai aktif di sosmed dan blog? Kalau itu pertanyaan yang diajukan, sejujurnya saya tidak bisa menjawab kalau menyangkut blog. Multiply tempat saya pertama kali menulis serius sudah lama mati. Dan saya tidak ingat mana yang lebih dulu, friendster apa multiply.
Sosmed agak lain ceritanya. Masih bisa ditelusuri. Postingan pertama saya di facebook (kalau tidak salah data) sekitar 6 juni 2009. Twitter, hmm ... saya tidak lihat waktu pastinya.
Tapi hal yang menarik dengan menjadi bagian dari dunia maya ini adalah dunia yang terbuka lebar. Memang selalu ada sisi positif atau negatif, tapi pada dasarnya pilihan sisi itu, tergantung kita sebagai penggunanya.
Dari dunia maya, saya kenal banyak orang yang mungkin dalam kehidupan sehari-hari tidak bersentuhan langsung dengan garis kehidupan saya. Bahkan kalau boleh jujur, kecil kemungkinan saya akan mengenal mereka.
Saya mengenal dunia dengan seribu cerita.
Dari anak kampung yang berhasil kuliah ke negara asing, mahasiswa yang bekerja sebagai cleaning service di kampusnya untuk membayari kuliahnya, dosen yang diam-diam mencintai mahasiswinya dan sabar menunggu dalam diam hingga si mahasiswi tamat.
Saya kenal beberapa orang dengan kehidupan seperti mimpi, tapi ternyata dibalik dunia mereka yang indah ada kesimpangan pahit karena tak seindah yang dilihat orang. Kawan yang sukses dengan bisnis jaringan namun kehilangan keluarganya demi kesuksesan itu. Seorang pengusaha kaya di Jakarta yang dengan pahit malah kehilangan kepercayaan pada orang lain karena bisnisnya penuh dengan telikung kiri-kanan. Beberapa wanita dan pria muda dengan kehidupan mewah dan glamour, tapi hidupnya menderita. Tapi yang sebaliknya juga ada, kaya dan bahagia. Bahagia dan kaya. Tampan, cantik dan kaya, serta hidup nyaman.
Dunia yang sama juga memperkenalkan saya dengan banyak orang inspiratif. Dari orang muda dengan prestasi dahsyat membahana, orang tua yang gigih dan membuat kita yang lebih muda jadi malu hati kalau menyerah. Gadis kaya cantik, mantan model, namun sakit berat tapi tetap berjuang kuat hingga saat terakhirnya. Ibu muda yang tidak menjadikan cacatnya sebagai halangan untuk berjuang. Sepasang suami istri yang tak berhenti berusaha untuk menyekolahkan anak-anaknya meskipun mereka berdua ditipu sampai kehilangan segalanya (dan berhasil membiayai sekolah anaknya sampai meraih master di Bandung). Begitu banyak, sampai menuliskannya pun jadi bingung.
Saya kenal beragam orang yang juga punya beragam cerita. Ada yang jumpai langsung, ada yg hanya sebatas suara di telpon atau chat video di skype. Ada yang sempat bertukar banyak kisah, ada yang hanya hadir selintas. Ada yang sampai sekarang belum pernah jumpa. Yang berjumpa pun, tak jarang hanya sebatas ada.
Bagaimanapun, ini hal yang menarik. Walau tak selalu menyenangkan. Ada bahkan yang menyakitkan, membuat kecewa dan terluka. Mengutip nasihat lama, selalu ada ibrah dalam setiap kejadian.
Terus yudi di bagian mana nih bang??
ReplyDeleteOm Sayid, Arin udah buat blog. Nanti mampir ya.
ReplyDeletehttp://arinadhamayanti.blogspot.co.id/